Dengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangisi jarum waktu bila kejar mengiring

Dengan puisi aku memutih nafas jalan yang busuk
Dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya

Search Engine

Sendiri....

“Dunia seolah berhenti disini…
Seolah berhenti kala jiwaku terperangkap oleh berjuta pikiran sepi
Pikiran yang terus menerus menghantui laksana gelapnya malam mencekam
Antara runcing kuku iblis yang menghiasnya
Aku terdampar disini
Di pelabuhan sepi tanpa hadirnya sekeping hati…
Tanpa kata cinta dan kata kasih yang menemani
Tanpa adanya waktu yang memberiku seribu keindahan sang dewi pendamai kalbu
Tanpa bayangmu yang seolah enggan bersandar dalam pelukku…”

“Angin seolah berhenti dalam sebuah elegi sepi….
Seolah mati kala kutatapkan mataku kearah terbitnya fajar
Embun kedamaian tiada kutemukan lagi
Meski kucari dalam seribu pulau jiwa yang tercekam dalam kesunyian
Semakin sepi dan menyepi
Menghilangkan setiap detil jiwaku ke dalam angan beku…
Menuntun khayalku ke puncak elegi ungu…
Di dasar kegelapan jiwa…”

“Nafasku seolah berhenti dalam risau hatiku
Seolah habis dalam ungunya kata menanti
Menanti hadirmu, menanti sepiku berlalu
Menanti cahaya indah antara badai yang tiada henti menerpa
Kala cahaya itu terbias dalam gelapnya sepi
Aku sadar dengan separuh jiwa yang lelah
Aku sendiri….
Aku sendiri disini…hadirmu hanya seputik khayalku….
Khayal dalam tiap-tiap biru mimpiku sendiri
Karena aku sendiri atas kejamnya jarak yang membui kita
Dan memaksa kita terpisah dalam angan masing-masing
Namun satu hal yang kutahu….
Aku sendiri di sini…
Dan tetap sendiri…
Mungkin selamanya sendiri….."

0 komentar:

Trik-Tips Blog