Dengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangisi jarum waktu bila kejar mengiring

Dengan puisi aku memutih nafas jalan yang busuk
Dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya

Search Engine

Seuntai pelajaran

Sungguh suatu rahasia Tuhan kata bertaut disini

Lalu memutuskan untuk melangkah beriringan
Betapa suatu ketetapan hati yang mendalam
Lalu kita mulai memilah-pilah

"Hendak kemana kita sekarang?", tanyamu
"Kesitu! Jalan yang sempit itu. Sepertinya hanya ada kita" sahutku
Tapi sesampainya di mulut jalan, aku berhenti.
"Tidak, tidak!. Nanti gerak kita terbatas" putusku lalu berbalik arah

"Lalu kemana?", tanyamu lagi
"Kesana, jalan yang dipenuhi pohon rindang itu".
Lalu kugamit tanganmu dan mulai melangkah lebar
Tapi kembali aku ragu..
"Tidak, Kasih! Nanti aku terlelap dibuai angin"
Lalu mulai memutar balik aku.

"Sekarang bagaimana?", tanyamu masih dengan kesabaran
"Aku ingin tahu jalan berkelok itu!", sahutku
Dan sekali lagi, aku bimbang..
"Tidak! Aku takut kehilangan arah dalam lika-likunya".

Namun saat hendak menjauh, cepat kau genggam tanganku
Meremasnya dan menatap aku dalam
"Dengar, Manis", katamu mulai bersuara
"Kemana pun kita akan mengayuh dayung,
dan apapun jalan yang akan kita lewati,
disitu akan selalu ada getir pahit,
akan selalu ada tanah retak,
akan selalu ada nada sumbang...
Bagaimana pun hati-hatinya kita menapak,
akan sesekali tersandung,
akan sesekali tergelincir,
bahkan mungkin terjungkal hingga luka.
Tapi itulah hakikat hidup.
Seperti itulah sejatinya hidup.
Ketakutan adalah wajar.
Tapi jangan kau biarkan ia meraja!
Lihat aku! Aku akan selalu disini, Sayang...
Aku akan selalu menitahmu berjalan
Aku akan selalu helakan takutmu
Akan kubasuh butiran keringatmu
Akan selalu damai kau denganku..
Kita akan selalu beriringan
Kau disampingku... dan aku di sisimu.
Akan selalu seperti ini kita!
Kita buat mereka terpaku dan tersadar,
bahwa akan tegar kita bersama.
Lalu dunia hanya akan tertawa saat kita bahagia
Dan langit akan selalu menangis saat kita berduka.
Sekarang, yakinkan dirimu
Inilah jalan kita
Ayo, sebaiknya kita bergegas.
Sebelum senja mulai memerah..."

Lalu kau rengkuh pundakku halus, bawaku berjalan
Dan sekarang, aku akan bersamamu, Kasih...
Kemana pun angin membawa kita.
Karena aku tahu, ada kesungguhan dalam ucapmu tadi
Seuntai pelajaran!

Sedikit, tapi memang hanya itu yang kubutuhkan.
"Terima kasih", aku membatin sendu...


0 komentar:

Trik-Tips Blog