Dengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangisi jarum waktu bila kejar mengiring

Dengan puisi aku memutih nafas jalan yang busuk
Dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya

Search Engine

"Terajam Sepi"

Malam memekat
Goresan sabit memahkotai rarakan mega
Lolongan hewan malam mendengungkan suara suara bermakna
Akan sebuah kerinduan dan kesunyian yang mendera

Kehampaan ini adalah puncak dari balutan kesunyian
Bergerak menyenggat menggoreskan selaksa derita di sisi titian nurani
Bersembunyi lewat kedok kepura puraan
Dan mungkin seutas senyum keterpaksaan

Mungkin di suatu masa
Aku ingin menjadi burung yang bisa terbang membuih tinggi di ujung mega
Agar kala kehampaan ini mendera
Aku kepakkan sayap terbang menyusuri kepulan awan - awan yang berjelaga

Suara ku parau
Setelah teriakkan lenyap di ujung trotoar
Tergilas bunyi kendaraan
Dan semilir angin yang menyentuh tubuhku yang meringkih

Tak ada yang perduli
Tak ada yang mau mengerti
Tak ada simpati
Namun ku tak butuh di kasihani

Akhirnya aku pun melangkah gontai tanpa tujuan
Menyusuri pijakan pijakan kaki yang pernah terlewati
Seiring kehampaan yang mendera ini
Ku mendamba seutas sapa penghangat suasana di tengah rajaman kesepian yang mendera ini

0 komentar:

Trik-Tips Blog